Rabu, 25 Januari 2012

Ini bukan judul terakhir


Jemariku menari dengan lincah di atas piano yang kumainkan. ‘Melodies of the wind’, begitulah lagu ini kami namakan. Kami, aku dan Alena. Judul lagu yang pertama sekaligus terakhir yang sempat kami ciptakan bersama-sama.
Alena adalah gadis yang periang. Pertemuan kami berawal dari orang tua Alena yang memintaku untuk menjadi guru les piano untuk Alena. Pembawaan Alena yang menyenangkan dan suka bercanda membuat kami cepat akrab. Terlalu akrab sampai akhirnya membuatku melakukan sebuah kesalahan. Menjadikannya kekasih.
“Jangan lupa jemput Arya ya, sayang. Jam dua belas dia pulang sekolah…” istriku, Linda, tiba-tiba muncul dari balik pintu, mengingatkan tugasku untuk menjemput anak kami Arya yang baru duduk di bangku sekolah dasar kelas empat SD.
Sekarang kalian tahu letak kesalahanku dimana? Ya, aku berpacaran dengan Alena padahal jelas-jelas aku sudah beristri. Tapi akhirnya aku menyadari kesalahanku dan meninggalkan Alena. Walaupun sebenarnya tak tega saat melihatnya menangis namun hanya inilah keputusan yang terbaik. Cinta antara aku dan Alena memang tak seharusnya terjadi. Tapi ternyata hal tersebut tak bisa diterima dengan mudah oleh Alena. Ia memutuskan untuk bunuh diri setelah perpisahan kami.
“Kau memainkannya…”
Sebuah bisikan terdengar di telingaku. Suara yang sangat familiar. Alena…?
 “Kau masih rindu padaku, kan?” bisikan itu terdengar lagi. Tapi walaupun kutolehkan kepalaku berkali-kali ke belakang atau ke samping, sosok Alena tak akan pernah ada.
Bulu kudukku merinding, dengan cepat aku berdiri dan hendak meninggalkan piano tersebut. Tapi entah mengapa kedua mataku tiba-tiba tertuju pada cermin besar di depan piano. Dan di sana ada Alena, melayang-layang di belakangku sambil merangkulku dari belakang. Bibirnya menyunggingkan senyuman lebar ke arah cermin, tepat menatap ke arah bayangan diriku yang membeku.
Aku sudah bilang kan? Aku akan selalu bersamamu selamanya. Aku akan mencintaimu selamanya. Dan tentang lagu ini, aku juga sudah mengatakannya padamu, ‘Melodies of the wind’, ini bukan judul terakhir dari lagu yang akan kita ciptakan…”

***

"Sayang... Kamu ga jadi jem..." kata-kata Linda tiba-tiba terhenti. Dan akhirnya ia berteriak keras setelah menyadari apa yang terjadi. Suaminya, Rino, tergeletak di lantai... tanpa nyawa.

4 komentar:

  1. Serem...
    Klo masih hidup sih posesif oke, tapi klo udah mati tetep posesif juga... seremmmm >.<

    BalasHapus