Sabtu, 26 Desember 2020

Review Netflix series "Alice in Borderland" season 1

 


"Alice in Borderland," saat pertama kali judul series ini diumumkan sebagai proyek baru yang akan dimainkan oleh Tsuchiya Tao, artis favorit saya, saya mulai bertanya-tanya: apa hubungan antara series ini dan cerita "Alice in Wonderland." Sama sekali tidak ada maksud untuk membandingkan namun saya jadi mencari persamaan mulai dari nama tokoh (Arisu atau dalam bahasa Inggris disebut 'Alice,' Usagi 'Rabbit,' 'Hatter,' dan Chishiya "Cheshire') dan alur cerita. 

Usagi (Tsuchiya Tao) dan Arisu (Yamazaki Kento)

Drama ini sekaligus menjadi reuni kecil-kecilan setengah dari pemeran film "Orange" (2015) yaitu Yamazaki Kento, Sakurada Dori dan Tao sendiri, juga Tsuchiya Tao dan Asahina Aya yang sebelumnya bekerja sama dalam drama "Cheer Dance (We are Rockets!)" (2018) serta kali kedua bagi Yamazaki Kento (Kingdom) dan Tsuchiya Tao (Library Wars : Book of Memories) bekerja sama dengan sutradara Sato Shinsuke.

Digarap oleh Netflix, drama ini mengisahkan tentang Arisu Ryouhei yang hidup dalam ketidakjelasan dan mengisi hari-harinya dengan bermain game. Kabur dari rumah karena merasa tidak dihargai oleh Ayahnya yang cenderung membandingkan dirinya dengan adik laki-lakinya, Arisu mengirim chat di group chat bersama sahabatnya Karube dan Chota bahwa, "Aku resmi jadi gelandangan." Sementara itu di tempat lain, Karube terlibat perkelahian dengan bosnya karena kepergok selingkuh dengan istri bos, dan Chota harus menghadapi ibunya yang datang meminta uang.

Arisu (dan Karube yang baru saja dipecat) si pengangguran, dan Chota yang memutuskan untuk bolos kerja saja berkumpul di stasiun Shibuya untuk mengubah hari mereka yang buruk. Karube berteriak, "Ini hari kemerdekaaanmu!" lalu mengangkat Arisu untuk duduk di kedua bahunya, Chota mengekor sambil tertawa-tawa dan memotret kelakuan usil kedua sahabatnya. 


Tidak disangka, perbuatan mereka itu menyebabkan sedikit kekacauan di jalan sehingga mereka harus kabur dari kejaran polisi. Ketiganya bersembunyi dalam toilet pria hingga tiba-tiba listrik padam dan sinyal ponsel mereka hilang.
Dipicu oleh rasa penasaran, mereka keluar dari bilik toilet dan mendapati kamar mandi yang kosong. Hal aneh berlanjut saat mereka keluar ke jalanan Shibuya yang sunyi,  mengecek kantor dan tempat yang biasanya ramai. Semua nihil, Tokyo sepi serasa tak berpenghuni.



Arisu, Karube dan Chota kembali berkumpul di stasiun Shibuya, duduk bersila sambil bertanya-tanya, "Apa benar semua orang sudah menghilang?" Karube memberitahu kalau itu benar terjadi maka Chota akan perjaka selamanya (lol).

Dari sini, keanehan mulai berlanjut. Pertemuan mereka dengan Shibuki sedikit menjelaskan apa yang sedang berlangsung di Jepang. Sebuah "game" antara hidup dan mati, teka-teki apa yang akan mereka hadapi selanjutnya? Apa mereka akan memilih hidup atau mati?

Sebagai penonton yang belum membaca karya aslinya sama-sekali, cukup banyak pertanyaan yang muncul di pikiran saya. Katanya kartu 'Heart' sangat jarang muncul namun kemunculan kartu 7 hati di episode 3 terasa terlalu cepat bagi saya. Saya baru mulai mengenal Arisu, Karube, dan Chota tapi mereka dipisahkan sebelum saya bisa mengenal lebih jauh. Selain itu, bagaimana Usagi masuk ke Borderland, apa saja yang sudah ia lalui juga tidak digambarkan dengan jelas. Mungkin saya bisa menantikan hal itu di season 2 nantinya.


Hal yang menarik untuk dinantikan di season selanjutnya juga adalah kerjasama antara Chishiya dan Kuina. Apakah mereka adalah musuh, kawan, atau yang lain?


Lalu apakah identitas Mira yang sebenarnya? Misteri yang tidak akan habis dibahas kalau tidak membaca karya asli dan belum menonton season 2. Jadi mari kita nantikan saja!





Minggu, 07 Juni 2020

Mengapa minyak kayu putih ini ada?

Hallo, ini jadi tulisan pertama saya di masa pandemi. Saat saya memiliki lebih banyak waktu luang yang diisi dengan tidur dan online dan tanpa sadar ini sudah awal bulan Juni.

Sebentar lagi usia saya 30 tahun.

Tentu 30 tahun bukan usia yang pendek. Banyak hal yang saya lalui dari lahir, masa-masa belajar bicara dan berjalan, belajar mengenal papa, mama, kakak laki-laki saya, masa kecil yang sebagian besar sudah saya lupakan. Begitu banyaknya ingatan yang tidak bisa saya tampung sebagai seseorang yang pelupa.

Jadi, saya mau menulis sedikit demi sedikit tentang mengapa hal-hal di sekitar saya -yang hampir berumur 30 tahun- ini ada. Pertama, benda yang selalu saya bawa; minyak kayu putih.

Langsung saja, ya. Saya tidak ingat sejak kapan benda ini jadi sesuatu yang penting untuk saya bawa. Yang saya ingat adalah saya mulai sering flu sejak masuk kuliah. Kata dokter, saya alergi debu. Jurusan saya yang mengharuskan saya berkontak dan menghirup debu dari gips membuat alergi saya makin parah. Yah walaupun saya sudah pakai masker tetap saja alergi saya suka kumat kalau ada debu. Dan saat melihat botol minyak kayu putih, lalu menggosokkan sedikit minyak itu di ujung hidung, ajaib! Hidung saya jadi agak mendingan dan rasanya hangat.

Sejak saat itu saya mulai suka dengan bau minyak kayu putih dan kehangatannya. Setelah mandi, saat cuaca dingin, saat badan terasa gatal, saya mengandalkan minyak kayu putih sebagai pertolongan pertama (lol).

Saya tau itu terdengar bodoh tapi minyak kayu putih memeberi saya rasa hangat dan tenang.

Dan begitulah sampai sekarang benda itu selalu ada di sebelah saya saat tidur, ada di meja kerja, ada di kantong saat di perjalanan, dan ada di genggaman saya kapan pun. Rasanya sedih dan tidak tenang saat benda itu hampir habis atau bahkan hilang! Jadi saya harus memastikan bahwa saya punya cukup botol minyak kayu putih bila perlu.

Apa benda yang paling kalian butuh : Mengapa xxx ini ada?