Senin, 16 Januari 2012

Ada dia di matamu...


“Aku tak bisa membaca matamu, itu kesalahan terbesar yang pernah kulakukan. Ingin kukatakan bahwa cinta itu tidak buta, cinta itu tidak menyesatkan, tapi nyatanya aku tersesat…”

Rin menatap status di salah situs pertemanan yang baru saja muncul di layar handphonenya. Sebaris kalimat yang biasa, hanya menulis tentang sebuah nama tempat. Tapi sosok yang menulisnya lah yang tidak biasa. Seorang pria, yang pernah dijulukinya sebagai ‘Si Manis’ tapi akhirnya dibencinya karena perbuatan pria itu.
Berawal dari sebuah perkenalan pada umumnya, tak ada yang istimewa sebenarnya. Sampai akhirnya Rin sadar ada sesuatu yang lebih. Hatinya tak dapat berbohong.
“Be mine?”
Sebaris kalimat yang sempat terucap dari pria itu kembali terngiang. Dan mau tak mau ingatan itu muncul lagi dalam pikirannya, membuat kedua matanya terpejam, lalu mengingat kepingan peristiwa yang dulu sempat ingin dibuangnya jauh-jauh. Tapi nyatanya Ia tak bisa.
“Tapi kenapa?” Rin, menatap lurus ke arah kedua mata pria itu. Tak bisa terbaca.
“Entahlah…” jawab pria itu penuh misteri.
Ya, entahlah. Semua dimulai dengan kata itu. Sebuah harapan, lalu rasa rindu, dan akhirnya sepi.
Rin menatap status itu lagi, dan akhirnya tersenyum. Dan Ia tahu senyum kali ini bukanlah senyuman pahit. Sesuatu yang terjadi antara mereka, bahkan sebenarnya belum dimulai sama sekali, adalah sebuah pelajaran. Cinta, genggaman tangan, bahkan bayangan yang ada di kedua mata pria itu bukanlah miliknya. Karena…
“Karena hanya ada dia di matamu, kan?” Rin berujar pada udara kosong di depannya, dan membiarkan kata-kata itu terbawa oleh angin, lalu akhirnya menghilang.

“… nyatanya aku tersesat. Ya, aku sempat. Tapi apakah kau tahu? Ternyata aku masih bisa menemukan jalanku lagi dan tersenyum. Karena cinta yang sebenarnya telah memanggilku, dan cinta itu bukan kau.”

6 komentar: