Minggu, 20 Februari 2011

Sometimes.. Someone (Indo. Ver) Piano : Yiruma, Lyric : Me

Kadang ada..
Seseorang yang ingin melihatmu tersenyum
Hari ini, saat ini, bahkan selamanya
Terus mengingatmu
Di dalam hatinya
Hanya ada kamu

Kadang ada..
Seseorang yang ingin jadi teman hidupmu
Dalam setiap sedihmu, dan dalam sukamu
Menggenggam tanganmu
Selamanya kan
Ada disisimu

Kadang ada..
Seseorang yang rela menghabiskan hidupnya
Dengan setiap nafas yang ia miliki
Terus menjagamu
Terus menopangmu
Kan slalu setia

Kadang ada..
Seseorang yang tak harus kau balas budinya
Tapi akan selalu menjadi sandaranmu
Di saat kau lelah
Dan saat kau goyah
Dia slalu ada

Kadang ada..
Seseorang yang ingin kau tahu ia ada
Dalam setiap realita atau mimpimu
Inginkan sayangmu
Tanpa engkau tahu
Terus menunggumu

Kadang ada..
Seseorang yang tak mampu katakan sayangnya
Dan hanya bisa ungkapkan semua rasanya
Dalam sebuah lagu
Akankah kau tahu
Seseorang itu..

Aku..

Sabtu, 19 Februari 2011

Dream a Little Dream of Me.. (Piano by Yiruma, Lyric by Me)

Dream a little dream of me
When you sleep in the night
With a thousand light of star, be your shelter
Dream a little dream of me..

(Mimpikan sebuah mimpi kecil tentangku
Saat kau terlelap di kala malam
Bersama ribuan cahaya bintang, menaungimu
Mimpikan sebuah mimpi kecil tentangku..)

Dream a little dream of me
Just a plain dream
That can remind you about me
Dream a little dream of me..

(Mimpikan sebuah mimpi kecil tentangku
Cukup sebuah mimpi sederhana
Yang dapat mengingatkanmu tentangku
Mimpikan sebuah mimpi kecil tentangku..)

*
And i wish there'll be a smile from you
When you awake from a dream of me
Will you remember that?
It means so much to me, my friend..

(Dan kuharap akan ada senyum darimu
Saat kau terjaga dari mimpi tentangku
Akankah kau mengingatnya?
Itu sangat berarti bagiku, sahabatku..)

Dream a little dream of me
When i'm not on your side
Maybe today, or maybe tomorrow
Dream a little dream of me..

(Mimpikan sebuah mimpi kecil tentangku
Saat ku tak berada disisimu
Mungkin hari ini, atau mungkin besok
Mimpikan sebuah mimpi kecil tentangku..)

Dream a little dream of me..

(Mimpikan sebuah mimpi kecil tentangku..)

Senin, 14 Februari 2011

FF : Shibuya Baengshin.. Before we meet again in Jeju.. (Cerita Lepas "My Only Sea")

Shibuya, penuh dgn penduduk yang lalu lalang. Pegawai, murid2 SMA, gadis2 dgn dandanan mencolok, n masih banyak lagi saling melewati satu sama lain. Tiba2 seorang pria dgn rambut blondenya berlari tergesa2 di tengah keramaian.

"Minggir!!"

"Oppa! Heechul oppa!!" gadis2 dgn light stick biru mengejarnya sambil berteriak2 histeris.

"Minggir! Kumohon minggir! Ohh, tidak!" Heechul berteriak putus asa saat ia melihat kerumunan gadis lain menghadangnya dari arah berlawanan. "Sial.." ia memutar arah ke kanan n mulai berlari lagi. Kerumunan gadis yg mengejarnya makin banyak saja. "Aah! Ini bukan salahku! Orangtuaku yg menciptakan wajah ini!" teriaknya sambil terus berlari. Sekejap muncul cahaya dari langit n bunga sakura bertebaran di udara. Heechul berpose.

"Oppa! Jangan lari, Oppa! We love u!" gadis2 itu makin menggila. Heechul berlari lagi. N matanya berbinar2 saat melihat ada photobox di depannya. Sembunyi!

"Hei! Apa yg kaulakukan!" seorang gadis kecil berteriak saat Heechul masuk ke dalam photobox itu.

"Ssst! Diam, adik kecil.. Aku sedang bersembunyi dari fansku. Nanti kau foto2 lagi saja ya setelah aku pergi.." sahut Heechul sambil mengintip dari balik tirai photobox, berharap mudah2an saja fans2nya sudah pergi.

"Adik kecil katamu! Aku sudah 20 tahun tau!" teriak gadis itu murka.

Heechul menoleh ke arah gadis kecil itu n menatapnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tingginya tak sampai 160 n ia benar2 terlihat seperti anak SD.

"20?" tanya Heechul tak percaya.

"Mmm!" jawab gadis itu sambil berkacak pinggang.

"Benar2 20 tahun?" tanyanya lagi.

"Tentu saja! Kau mau lihat KTPku hahh?!"

"Bwahahahaha!" tawa Heechul pecah. Ia tertawa sambil menunjuk2 ke arah gadis itu.

"Kau menyebalkan!" gadis itu berteriak n berlari keluar dari photobox.

"Bhhph..Bwahahaha!Hei..Jangan pergi..Aku cuma bercanda.." Heechul keluar dari dalam photobox n berusaha untuk membujuk gadis tadi, tapi langkahnya terhenti saat melihat hasil foto (tidak jelas) mereka yg sempat terambil tadi.

"Yahahah! Benar2 seperti anak SD! Bwahaha.. haha.. hahhh.. Baiklah.." Heechul menghentikan tawanya saat melihat gadis itu menatapnya dgn tatapan membunuh.

***
"Kenapa kau mengekoriku terus!" gerutu gadis itu pada Heechul.

"Tidak..Aku tidak mengekorimu. Kebetulan hotelku juga ke arah sini.."

"Bohong!" sahut gadis itu curiga.

"Hei..Untuk apa aku berbohong padamu. Tak ada gunanya juga untukku kan?"

"Kau bohong! Aku tau itu!"

"Ya sudah kalau kau tak percaya," jawab Heechul santai. "Ngomong2.. Itu kotak gitar kan? Kau street performer?"

"Bukan urusanmu," jawab gadis itu dingin.

"Ok..Ok, man..That's fine..Yo..Yo..What's up, man.." Heechul membalas ala rapper berkulit hitam.

"Haha..I'm not man.." gadis itu tertawa garing.

"Baiklah.." Heechul menyerah, ia mengangkat kedua tangannya seperti buronan polisi. "Lalu..Kau mau kemana?"

"Bukan urusanmu juga.." jawab gadis itu lagi. Nada suaranya lebih dingin dari sebelumnya.

Heechul mengacungkan kedua jempolnya tanda mengiyakan, lebih baik diam saja daripada dibantai.

"Yg benar saja.. Kau mau aku diserang fans ya?" gerutu Heechul sambil menunjuk papan "Taman Ria". Ya, mereka memang ke taman ria, lebih tepatnya Heechul mengikuti gadis itu sampai ke taman ria.

"Fans? Memangnya kau siapa? Lagipula siapa yg menyuruhmu mengikutiku sampai kemari.." jawab gadis itu cuek.

"Hei..Kali ini kau keterlaluan. Jadi kau tak mengenalku yg populer ini? Dirumahmu ada TV tidak, sih? Aku Heechul!" Heechul, narsis seperti biasa.

"Aku miwa, lalu kenapa?" gadis itu cuek saja dgn kenarsisan Heechul, ia malah membeli karcis bom-bom-car (maaf bila ada kesalahan penulisan).

"Hei! Jangan pergi! Hei!" mau tak mau Heechul membeli karcis juga. Hal itu berlanjut dgn permainan2 selanjutnya (yg terakhir adalah roller coaster n Heechul sempat pingsan setelah naik wahana tersebut 3 kali berturut2 bersama miwa.
)


"Dasar payah.." ledek miwa padanya setelah ia sadar.

"Hahh..Cuma alien yg tahan naik roller coaster 3 kali berturut2.." jawab Heechul masih kelelahan.

"Karena itu kubilang jangan ikuti aku.." miwa berdiri n berjalan meninggalkan Heechul.

"Hei! Kau mau kemana, hei! Ya sudah! Terserah kau mau kemana! Aku takkan mengikutimu lagi!!" teriaknya. Heechul menghela nafas perlahan. Sepintas ia mendengar pembicaraan 2 orang gadis yg mengamatinya dari loket karcis komidi putar. "Itu bukan Hee oppa, ahh. Mana mungkin oppa sedekil itu.." Heechul tersenyum mendengarnya. Baguslah kalau mereka tak mengenaliku!

"Coklat? Strawberry?"

"Heh?"

"Ya sudah Strawberry saja," sambung miwa sambil menyodorkan es krim strawberry ke arah Heechul.

"Coklat!" kata Heechul lalu menyambar es krim coklat dari tangan miwa. "Hei.. Jadi tadi kau beli es krim ya? Dasar.." Heechul tersenyum pada miwa, tapi miwa tetap saja cuek.

"Kenapa kau dingin sekali padaku.."

"Aku tak terlalu suka berbicara dgn orang asing, apalagi yg bergolongan darah AB."

"Heh? Darimana kau tau aku AB?" Heechul kebingungan.

"Tentu saja dari sikapmu. Apa lagi.."

Mereka tertawa bersama. Sesaat mereka saling bertatapan, n kemudian tersadar lalu saling membuang muka.

"Kalau dilihat2 ternyata kau manis juga," gumam Heechul hampir tak terdengar.

"Apa?"

"Kau manis," ulang Heechul sambil mengusap rambut miwa.

"Sou ka?"

"Kau manis..Seperti kucingku Baengshin.." sambung Heechul.

"Hahh!"

"Ya..Baengshin's Twins! Shibuya Baengshin!" tambah Heechul.

"Kau!" miwa menjitak Heechul. Lalu mereka tertawa bersama.

END..

Rabu, 09 Februari 2011

FF : My Only Sea... *Part IV*

"Jadi apa alasanmu kali ini?" Ikuta Toma, supir dlm perjalanan mereka mulai membuka pembicaraan. Ia memantau gerak-gerik Emi lewat kaca spion yg berada di atasnya.

"Hehe.." Emi tertawa kecil lalu menjulurkan lidahnya.

"Jgn 'hehe2' padaku. Cepat katakan alasanmu," sambungnya lagi.

"Sdhlah..Tak usah dibahas lagi, yg penting Emi chan sdh bersama kita lagi kan?" YUI yg duduk disamping Emi berusaha untuk menenangkan suasana.

"Tapi YUI san.."

"Hoahhmmm.." miwa menggeliat & merentangkan tangannya selebar mungkin. Tangannya sempat menyenggol kepala Tsuji Shion yg tertidur disampingnya (untung saja ia tdk terbangun, kalau tdk miwa pasti dimarahi habis2an.)

"Kau sdh sadar?"

"Mmm.." miwa mengerjap2kan matanya & menguap lagi.

"Baguslah, setdknya sdh tdk ada yg mengorok lagi.." sambung Toma lagi. Tapi miwa cuek saja dgn ledekannya itu.

"Tidurku lelap sekali tadi..Hoahmm..Aree..? Rie sudah kembali?" sambungnya ceria saat melihat Emi yg duduk tepat didepannya. Rie adalah panggilan khusus dari miwa untuk Emi, singkatan dari SaruwataRIEmi.

"Mmm.." jawab Emi pendek.

"Tadi kau kemana saja? Aku cemas sekali.." miwa berkata dgn mimik meyakinkan, tapi gaya bicaranya malah membuat Emi ingin tertawa.

"Jalan2 sore.." jawab Emi santai, tapi ia langsung menarik ucapannya saat dipelototi oleh Toma.

"Jalan2? Kenapa kau tak mengajakku? Aku kan juga ingin jalan2.."


"Berisik!" gumam Tsuji Shion tiba2, membuat miwa panik karena membuat si monster tidur terbangun.

"Ssst..Jgn berisik.." kata miwa hampir berbisik. Padahal dialah yg sebenarnya jadi biang keributan.

"Kembali ke topik..Jadi apa yg kau lakukan tadi saat menghilang dlm kemacetan?" Toma mulai menginterogasi Emi lagi, ia tak peduli dgn perkataan YUI yg tak mau membahas hal itu lagi & perkataan miwa supaya jgn berisik.

"Yah, jalan2. Sudah lama aku tak pergi ke pantai, kau tau itu kan, Oniichan?"

"Lalu pria tadi? Apa yg terjadi sampai ia harus menggendongmu?" tanya Toma dgn nada dingin yg tak berubah.

"Ahh..Ya..Itu Choi Siwon member Super Junior kan? Aku pernah bertemu dgnnya sekali saat konser mereka di Jepang. Jadi apa yg terjadi tadi?" YUI malah ikut2an bertanya.

"Anggap saja aku sdg sial." jwb Emi pendek.

"Itu tdk menjawab pertanyaanku. Apa yg kalian lakukan? Kenapa kakimu sampai terluka? Kau tau kan besok adalah debut pertamamu? Seharusnya kau menjaga kondisi tubuhmu agar selalu baik. Benar2..Bagaimana ka..Ufhpbh..Aphbh.." kata2 Toma terhenti tiba2. Yamashita Tomohisa (a.k.a Yamapi) membekap mulutnya.

"Menyetir yg benar.." katanya singkat lalu melanjutkan kegiatan yg dilakukannya sedari tadi. Membaca novel.

"KAU!" teriak Toma.

"BERISIK!" teriak Tsuji Shion lagi (kali ini dgn kesadaran penuh), bantal Spongebobnya melayang ke arah Toma.

*****

The day is coming.

Sorotan lampu berwarna-warni, melodi gitar, gedebuk drum & riuhnya penonton membuat hatiku makin tdk tenang. Hari ini adalah debut pertamaku. Tak seperti penyanyi Jepang lainnya, debutku dimulai di Jeju. Hal ini merupakan keputusan dari M san, managerku. Jadilah aku -bersama senior2 yg menjadi mentorku- berangkat menuju Jeju untuk melaksanakan konser.

"Sudah siap?" Shion san menepuk pundakku. Ia baru saja selesai tampil di panggung & tepukan penonton masih belum mereda. Apakah tepukan penonton juga akan semeriah itu padaku?

"Nee~ siap? Ganbatte!" sahutnya memberi semangat & langsung kusambut dgn anggukan, walaupun sebenarnya aku ingin segera kabur dari sini. Suara penonton yg ikut menyanyikan lagu It's My Life dari Neechan makin membuatku gugup, rasanya aku ingin menangis saat Oniichan (yg saat itu menjadi MC) memanggil namaku.

Penonton hening saat melihat sosok tak dikenal dgn kikuk memasuki panggung.
Aku menunduk, tak berani menatap penonton. Beberapa penonton mulai bosan lalu berteriak memintaku untuk turun dari panggung, membuat rasa percaya diriku makin menurun. Apa yg harus kulakukan?


"Yaa~ monyet jembatan!" suara seseorang yg tak asing berteriak dari arah penonton.


"Tak usah pikirkan hal lain! Bernyanyi saja!" teriaknya lagi.

Entahlah apa yg terjadi tapi nyatanya teriakan tadi malah menguatkan hatiku & membuatku mulai bernyanyi.

*Semua terasa seperti kemarin
Kita merentangkan kedua tangan
Berlari menirukan pesawat terbang

Janji indah di masa kecil
Mengaitkan jari, kau berkata :
"Teman selamanya, tak mustahil.."



Where are u now?
Aku lantas bertanya Pada sisi kosong bangku disampingku

Where are u now?
Aku juga bertanya
Pada langit yg tak lelah berganti warna
Tapi yg tersisa di kisah kita
Hanya
jejak pesawat yg dibentuk awan

Kuingin lupakan & relakan
Semua hal tentangmu, teman
Tapi kenangan takkan membuatnya mudah



Where are u now
?

Aku kini bertanya
Pada bayang yg kucipta sendiri
Where are u now?
Aku bertanya lagi
Pada langit yg tak lelah berganti warna
& yg tersisa di kisah kita
Hanya jejak pesawat yg dibentuk awan

Haruskah penantian ini berlanjut?
Kuatku bukan selamanya
Dimana kau? Dimana kau? Dengarkan..
Apakah "teman" hanya kan jadi kata saja?
(reff 1+2)*

Aku menyelesaikan laguku dgn cukup baik. Terbukti dgn tepukan riuh dari penonton. Tapi hal yg lebih membuatku tersenyum adalah pria bodoh dengan kamera yg menggantung di lehernya, yg mengangkat tinjunya tinggi2 ke udara & berteriak "you did it!"

Pria itu : Choi Siwon.

Senin, 07 Februari 2011

Let Me be My Self.. (iseng2 bikin lagu) :)

Intro : Am C G Am C D 2x

Am C
Bosan
G
ku jadi bonekamu
Am C
Yang selalu
D
menuruti titahmu
Am C
Ku tak
G
selemah yang kau kira
Am C
Kau salah..
D
Kau salah..

Am C G Am C D

Am C
Buanglah
G
isi otak picikmu
Am C
Ku takkan
D
bisa tertipu lagi
Am C
Kau kira
G
aku sebodoh
Am C
prediksimu?
D
Tak mungkin..
Dm
Tak mungkin..

(-)
Dm
Tlah lelah dengan
C
semuanya
Dm
Dengar dan camkan yang ku
E
teriakkan..
Hey!

(*)
Am C
Let me be
G
my self
Am
Cukup sudah
C G
semua itu
Am C
Let me be
G
my self
Am C
Ku bukan tokoh game
G
favoritmu
Am C
Kau bukan dewa
Dm C
Kau bukan raja
Dm
Jangan atur
E Am
diriku
(Am C Dm C Dm E Am)
Am
Hey! Let me
G Am
be my self

Am C G Am C D 2x

Am C
Ku jenuh
G
jadi tamengmu
Am C
Yang menjagamu
D
kemanapun kau mau
Am C
Lihatlah
G
saja dirimu tanpa
Am C
hadirku
D
Kau lemah..
Dm
Kau kalah..

back to (-)

(**)
Am C
Let me be
G
my self
Am
Jangan coba
C G
menahanku
Am C
Let me be
G
my self
Am
Menyerahlah! Kau
C G
tak sekuat diriku
Am C
Kau bukan dewa
Dm C
Kau bukan raja
Dm
Jangan atur
E Am
diriku
(Am C Dm C Dm E Am)
Am G Am
Hey! Let me be my self

Am C G
Lalala~ Ku bukan
Am
bayanganmu
E
lagi
Am C G
Lalala~ Takkan jadi
Am
bayanganmu
Dm
lagi
Am C G
Lalala~ Kau takkan
Am
bisa.. Takkan
E
bisa
Am C G
Lalala~ Memaksaku..
Am Dm
Manfaatkanku..

Back to (*)

Am C G 4x
Am C Dm C Dm E Am
Am G Am

Am
So, let me
E Am
be my self.

Minggu, 06 Februari 2011

FF : My Only Sea... *part III*

Suasana masih hening. Tak ada yang berani bersuara. Heebum tertidur pulas dengan keadaan yang mendukung ini.

"Aku.. Aku pergi saja.." akhirnya gadis menyebalkan itu bicara.
"Ya sudah.. Kaaa.." jawabku ketus sambil mengibas-ngibaskan tangan.

Gadis itu berbalik dan berjalan menjauhi bus kami, ia sempat menoleh sebentar -memberikan tatapan bermusuhan padaku- lalu berjalan lagi. Tapi baru berjalan beberapa meter saja ia terjatuh.

"Yaa, hyung.. Kasihan dia. Kenapa tidak kita tolong saja dan kita antar sampai ke tempat tujuannya. Bukankah kita searah?" kata Kyuhyun dengan wajah kasihan, tumben ia peduli dengan hal lain, biasanya dia kan hanya sibuk dengan gamenya. Member yang lain mengangguk tanda setuju, benar-benar membuatku terpojok. "Aargh! Arasso.." akhirnya aku mengalah juga.
"Yaa! Monyet di jembatan *Saruwatari*! Sampai kapan kau mau menyiksa dirimu seperti itu?"
"Kau.. Apa maksudmu memanggilku monyet?!" gadis itu langsung menangkap maksud panggilanku sebagai ejekan.
"Ya, benar itu kau.. Jangan memaksakan diri! Kalau kau seperti itu kau takkan pernah sampai ke Jeju!" teriakku lagi.
"Bukan urusanmu, BAKA!" gadis itu membalikkan badannya dan mulai berjalan lagi, tapi sayangnya ia tak seberuntung tadi, baru tiga langkah saja ia langsung terjatuh. Dasar keras kepala. Sudah tau kakinya sedang terluka, tapi masih saja bersikeras untuk berjalan kaki ke Jeju.
"Sini!" aku menarik tangannya dan berjalan menuju bus.
"Nee! Lepaskan! Sudah kubilang... Lepaskan!" gadis itu berusaha untuk melepaskan genggaman tanganku tapi aku tak peduli, aku malah menggendongnya.
"Areeee! Turunkan aku! Kau benar-benar menyebalkan!" ia terus berteriak.
"Turun? Baiklah!" aku melepaskan gendonganku tiba-tiba dan membuatnya terjatuh.
"Kau.. Kau.. Hidoii!"
"Yaa! Apakah kalian tidak bisa diam sedikit?! Heebum sedang..."
"DIAM!" teriak kami berbarengan pada Heechul. Heechul manggut-manggut dan menyembunyikan diri di kolong kursi.

Keributan tersebut terus berlanjut. Saruwatari Emi memang gadis paling keras kepala yang pernah kutemui. Benar -benar memusingkan beradu mulut dengannya.

"Jadi.. Kau tetap tak mau ikut bus kami?" aku memberikan penawaran terakhir.
"Sekali tidak tetap saja tidak..." jawabnya.
"Baiklah kalau begitu, semoga kau bisa sampai dengan selamat berbekal sikap keras kepalamu itu." sambungku lagi.
"Kau... Ahh, sudahlah! Aku lelah berdebat denganmu..."
"Ya sudah. Annyeong!" aku melambaikan tangan ogah-ogahan dan pergi meninggalkannya. Tapi langkahku tiba-tiba terhenti dengan adanya van yang lewat tiba-tiba dan berhenti di depan bus kami. Seorang pria berjaket hitam dengan warna kacamata yang senada keluar dari van tersebut.
"Yaa! Kalian tak punya mata, hah! Bagaimana kalau aku tadi tertabrak van kalian..." baru saja aku mau meminta pertanggungjawaban dari pria tersebut, tapi ia hanya melewatiku begitu saja tanpa peduli. Ia berjalan terburu-buru ke arah.. Monyet itu?
"Naik," sahutnya dingin pada monyet itu.
"O-o-oniichan..."
"Naik..."
"Aku... Aku..." jawab monyet itu terbata-bata.
"Kubilang naik, ya naik..." pria itu masih berbicara dengan nada yang sama. Dingin.
"Kenapa kau berbicara padaku seperti itu, Oniichan? Kau marah?"
"Hampir.. Jadi naiklah ke dalam van sebelum aku marah.."
"Demo.."
"Naik!" nada bicara pria itu meninggi, sepertinya emosinya sudah tak bisa ditahan lagi. Si gadis monyet shock melihat Oniichannya marah seperti itu. Matanya mulai berkaca-kaca.
"Jangan terlalu keras padanya, Ikuta san. Ia hanya ingin jalan-jalan untuk menghilangkan stres," tiba-tiba sosok lain keluar dari dalam van. Seorang gadis yang langsung kukenali dari suaranya yang lembut dan postur tubuhnya yang mungil. YUI tersenyum sekilas saat melewatiku ketika berjalan ke arah Ikuta san (YUI memanggilnya seperti itu kan?) dan gadis monyet.
"Neechan!" gadis monyet itu berteriak kegirangan dan berlari terpincang-pincang ke arah YUI, hampir saja ia terjatuh kalau YUI tak menahannya.
"Daijoubu?" tanya YUI khawatir.
"Mmm.. Daijoubu. Bagaimana kalian bisa menemukanku?" tanya gadis monyet itu keheranan.
"Pantai..." sambung Ikuta tiba-tiba. "Bukankah kau ingin ke pantai sejak beberapa hari yang lalu?"

Gadis monyet itu tersenyum dan memeluk lengan Oniichannya itu dengan manja.

"Sou.. Aku memang ingin ke pantai sejak beberapa hari yang lalu. Kau memang hebat Oniichan!"
"Ya sudah. Cepat naik ke van dan obati lukamu itu. M-san pasti akan marah kalau melihatmu seperti ini," YUI mengingatkan tentang manager mereka yang galak, tapi si gadis monyet hanya membalas dengan cengiran.
"Mmm.." si gadis monyet tersenyum lalu tiba-tiba melompat ke punggung Oniichannya, minta digendong. Yang benar saja, tadi ia mati-matian menolak untuk kugendong. Dasar!
"Hontou ni arigatou," kata YUI sambil tersenyum tulus.
"Ahh.. Tidak.. Aku tak membantu banyak," hampir saja aku mati di tempat saat melihat senyumnya.
"Kau banyak membantu, arigatou ne. Kami pergi dulu," katanya berpamitan.
Van merekapun berjalan menjauh. Aku menatap kosong sampai van itu menghilang.

TO BE CONTINUED~

FF : My Only Sea... *Part II*

*sebelumnya* Aku menggendong gadis itu, membuatnya sempat meronta-ronta saat kugendong. Tapi aku tak peduli, kakinya terluka dan aku harus menolongnya.

*****

Ditempat lain, member Super Junior yang lain sedang kebingungan dalam bus. Siwon menghilang saat mereka terjebak kemacetan dalam perjalanan ke Jeju.

"Siwon hyung memang selalu seperti ini. Apa yang ada dalam pikirannya sih?" Donghae menggerutu tanpa henti sejak mereka sadar kalau Siwon raib dari antara mereka.

"Kameranya tak ada, pasti dia sedang asyik memotret. Benar-benar seperti Siwon..." sambung Leeteuk.

Setiap member mulai membuat asumsi sendiri tentang apa yang dilakukan Siwon sekarang. Donghae masih tetap menggerutu, Eunhyuk dan Shindong sedang berdiskusi tentang kemungkinan Siwon diculik UFO, berhubung dengan munculnya crop circle di salah satu negara terkeren di dunia. Sungmin sedang meneliti peta pulau Jeju, memikirkan tempat-tempat yang mungkin saja dikunjungi Siwon. Yesung sedang berkeliling mengitari isi bus -kadang melongok ke bawah kursi, berharap mungkin saja Siwon sedang memotret kecoak-. Ryeowook sedang sibuk dengan twitternya (ia baru saja mengetik tweet "@siwon407 dimana kau, hyung?"), dan Leeteuk sebagai leader yang baik sibuk menenangkan suasana.

Heechul dan Kyuhyun? Jangan tanya. Heechul sedang sibuk mengelus Heebum dan membaca fanfic terbaru karya Petals kesayangannya dan Kyuhyun sedang main game. =.='!l)

"Yaaa, hyung! Kenapa kau tak terlihat khawatir? Malah mengurus kucingmu!" amarah Donghae beralih pada Heechul.

"Yaa.. Benar..." Eunhyuk, Shindong dan Ryeowook mengiyakan.

"Mmm...nggyaa.. Ihhooo ehnar!" Sungmin menyetujui dengan gumaman tak jelas dari balik peta Jeju yang dipegangnya.

"Benar! Kau curang, hyung! Masa kau boleh membawa kucingmu sedangkan aku tidak boleh membawa kura-kuraku?! Itu tidak adil!" Yesung ikut-ikutan.

"Yesuuuuuuuung!" semua member yang tadi complain ke Heechul, menatap Yesung yang mengeluarkan statement minor a.k.a gak nyambung.

"Yaaa! Kenapa kalian hanya marah padaku?! Si iblis kecil itu kan dari tadi juga hanya main game. Hahh.. Jeongmal!" Heechul membela diri.

"Iblis? Maksudmu aku?" Kyuhyun tiba-tiba langsung mengerti arah pembicaraan hyung-hyungnya. Siapa lagi yang sering dijuluki iblis kalau bukan dirinya.

"Sudah.. Sudah.. Cukup! Bukankah kita sedang mencari Siwon? Mengapa malah jadi bertengkar?" Leeteuk mulai mengingatkan topik mereka saat ini yang sudah melenceng tak tau kemana (gara-gara kucing dan game).

Mereka semua terdiam, memang benar mereka sedang kebingungan mencari Siwon. Kemanakah kau Hyung? Mengapa kau pergi secepat ini?

"Aahh.. Sepertinya aku mencium bau Siwon?" Eunhyuk mengendus-endus tak jelas.

"Mana.. mana?" member yang lain heboh. Indera penciuman Eunhyuk memang hebat, gosipnya ia pernah magang di kepolisian sebagai Eunhyuk pelacak (anjing pelacak kali ya?).

"Disana! Arah sana!" teriaknya tiba-tiba sambil menunjuk ke arah pantai yang berada dekat jembatan yang akan mereka lewati.

"Hehhh! Ayo kesana!" tiba-tiba mereka langsung histeris bersama-sama dan memaksa supir bus untuk berhenti dekat jembatan.

Dan sosok Siwon mulai muncul dari arah pantai. Tapi ia tak sendirian, ia bersama dengan seorang gadis yang digendongnya.

Sesaat setiap member terpesona melihat Siwon yang menggendong gadis itu. Seperti pangeran dari negeri dongeng, minus kuda putih dan jubah kebesaran, Siwon berjalan perlahan dengan senyum hangat yang terus terpancar dari wajahnya.

"Silauuuuuuu!" teriak mereka berbarengan.

Siwon menyadari keberadaan mereka dan melambai lembut.

"Hyuuuuuuung! Aku padamuuuuu!" member yang lebih muda darinya berteriak sambil memuja-muja.

"Yaaa! Kenapa kalian bertindak bodoh seperti itu?! Kalau orang-orang melihat mereka akan mengira kita homo!" mereka tersadar dengan teriakan Siwon. Lamunan tentang prince charming langsung buyar, dan yang ada disana bukan Siwon yang tersenyum lembut tapi Siwon dengan wajah ditekuk dan terlihat kesal.

"Turunkan aku! Kubilang turunkan aku!" teriak gadis yang digendong Siwon dengan bahasa Jepang.

"Heii, sudah kubilang berkali-kali kalau aku hanya ingin menolong.."

"Siwon.. Ada apa ini?" tanya Leeteuk.

"Begini, hyung. Gadis ini terluka karena terjatuh di pantai depan sana. Tadi kan aku melambai-lambai pada kalian untuk minta tolong, tapi kalian semua malah memasang wajah seperti kucing bersepatu bot di film Shrek." gerutu Siwon.

Mendengar perkataan Siwon mereka hanya bisa nyengir kuda, memangnya siapa juga yang mau jujur kalau sosok Siwon terlihat seperti pangeran tadi. Ckck..

"Jadi kemana tujuanmu selanjutnya, Nona...?" tanya Leeteuk sopan dengan bahasa Jepang.

"Emi.. Panggil saja aku Emi.. Aku ingin ke Jeju, tapi aku terpisah dengan kelompokku tadi." jawab gadis itu dengan dialek korea yang lancar.

"Yaaa! Jadi kau bisa berbahasa Korea? Kau mau membodohiki ya!" emosi Siwon naik lagi.

"Kau.."

"STOP!" sambar Heechul tiba-tiba. "Heebum baru saja tertidur. Jangan ribut."

Hening~~

TO BE CONTINUED...

Sabtu, 05 Februari 2011

FF : My Only Sea.. *gaje's mind in action*

Aku merentangkan kedua tanganku. Menutup kedua mataku dan merasakan atmosfer disekelilingku. Aroma asin dan pasir saling bercampur, terik matahari yang membakar kulitku tak kuhiraukan. Perlahan aku meraih headphone yang sedari tadi menggantung di leherku dan menyalakan musik. Terdengar intro "It's Happy Line" -salah satu lagu kesukaanku- mengalun.

Saruwatari Emi, 20 tahun, sedang dalam misi melarikan diri dari perjalanan menuju Jeju. Bernyanyi, bermain musik, dan membuat lagu adalah hal yang berpengaruh dalam hidupku dan impian terbesarku adalah ingin agar laguku diterima oleh semua orang. Saat ini... Aku sedang berusaha untuk mewujudkan mimpiku.

"It's Happy Line" masih mengalun. Tangan dan kakiku mulai bergerak, mengikuti nada yang mengalun di telingaku. Tubuhku bergerak sesuka hatiku, kadang berputar, menari di atas pasir. Sudah lama aku tak menari sebebas ini, hari-hariku yang padat membuat hobiku yang satu ini terbengkalai. Tapi walau begitu aku tetap mencintai pekerjaanku yang sekarang. Bukankah aku sudah bilang aku sedang berusaha mewujudkan mimpiku? Yaa, debutku tinggal beberapa hari dari sekarang. Terdengar hebat kan? Aku tak bisa berhenti tersenyum setiap kali mengingat hal tersebut.

Aku terus menari sampai tiba-tiba aku tersadar ada orang lain yang mengamatiku.

"Siapa kau?" kataku ketus pada sosok pria yang berjongkok tak jauh dari tempatku berdiri. Ia berdiri dan menyorongkan kamera yang menutupi wajahnya.

"Gomen..." sahutnya dengan nada sesopan mungkin. "Aku sedang berkeliling di sekitar sini dan..." ia menggerakkan tangannya dan menunjuk ke arahku.

"Aku tak tertarik tentang apa yang kau lakukan..." aku masih bersikap ketus padanya. Tanpa peduli aku melewatinya untuk mengambil ransel, kotak cello dan sneackersku yang memang berada di belakangnya.

"Sekali lagi aku minta maaf..." katanya lagi. "Tapi apakah kau tak mengenalku? Maksudku memangnya kau tak pernah melihatku selama ini?" katanya lagi sambil bernyanyi dalam bahasa Korea dan berdance ria, tapi aku hanya melongo menatap aksinya lalu berjalan meninggalkannya.

"Heii... Kau mau kemana?" ia berteriak sambil mengikutiku.

Merasa orang ini cukup mencurigakan, ditambah lagi dengan sikapnya tadi yang bernyanyi dan menari-nari tak jelas, membuat firasatku menjadi tidak enak. Aku menoleh padanya, sesaat ia berhenti dan menoleh ke arah lain saat tersadar bahwa aku menatapnya curiga.

"Benar-benar mencurigakan..." batinku. "Sepertinya tak ada cara lain..."

Aku berbalik lagi ke arahnya, dan dengan mimik ketakutan aku berteriak histeris, "u..u..ulaaaaaaar!"

"Ular?!! Ular!! Mana ularnya??!" teriaknya ikut-ikutan histeris. "Heii! Mana ularnya..." ia berteriak ke arahku tapi terlambat... Aku sudah kabur duluan sambil berteriak "BAKA!!" sambil tertawa-tawa.

*****

"Aku memang bodoh..." berkali-kali aku mengatakan hal yang sama sejak insiden yang baru saja terjadi tadi. Mana ada ular di pantai seperti ini? Aku tertawa kecil mengingat tingkahku tadi. Bisa-bisanya aku tertipu dengan tipuan semacam itu, gadis itu memang hebat! Gadis macam apa yang bahkan tak pernah mengenalku? Akukan Choi Si Won!

"Aah... Terserahlah!" aku berdiri dari tanah yang bercampur pasir pantai tempatku duduk sedari tadi lalu menenteng kameraku sambil berjalan santai.

Hari ini hasil jepretanku cukup banyak. Yahh, lumayanlah untuk menambah koleksiku. Sambil menekan tombol panah kanan, aku melihat foto-foto yang kuambil tadi, dan tanganku terhenti saat melihat foto gadis tadi yang sedang menari di tepi pantai.

"Cantik... Tapi usil..." kataku tersenyum dan berpikir kapan aku akan bertemu dengannya lagi. Tapi ternyata harapanku terkabul dengan sangat cepat, gadis itu ternyata belum terlalu jauh dari sini. Tapi, apa yang terjadi dengan kakinya?

"Heii.." aku menyapa gadis itu, membuatnya menoleh dan menatapku dengan mimik "kenapa harus orang ini lagi?"

"Kakimu terluka?"

"Menurutmu? Memangnya ada orang yang sengaja berjalan terpincang-pincang seperti ini kalau ia bisa berjalan normal? Baka mitai.." jawabnya masih dengan nada ketus.

"Ohh.." aku menimpali jawabannya secuek mungkin. Ia melanjutkan langkahnya lagi, masih terpicang-pincang. Melihatnya membuatku kasihan juga.

"Perlu bantuan?" kataku padanya saat berhasil menjejeri langkahnya.

"Tidak!"

"Heii... Memangnya aku terlihat seperti orang jahat? Aku kan hanya ingin menolong."

"Aku tak butuh bantuanmu," gadis ini tak berhenti bersikap ketus padaku.

"Keras kepala..." aku berhenti sejenak dan melihat gadis itu yang masih berjalan terpincang-pincang menuju jalan raya. Daerah pantai dengan jalan raya memang agak jauh. Tak beberapa lama kemudian ia terjatuh.

"Benar-benar..." aku berlari kearahnya dan tanpa pikir panjang langsung menggendongnya.

To be continued...