Minggu, 07 Juni 2020

Mengapa minyak kayu putih ini ada?

Hallo, ini jadi tulisan pertama saya di masa pandemi. Saat saya memiliki lebih banyak waktu luang yang diisi dengan tidur dan online dan tanpa sadar ini sudah awal bulan Juni.

Sebentar lagi usia saya 30 tahun.

Tentu 30 tahun bukan usia yang pendek. Banyak hal yang saya lalui dari lahir, masa-masa belajar bicara dan berjalan, belajar mengenal papa, mama, kakak laki-laki saya, masa kecil yang sebagian besar sudah saya lupakan. Begitu banyaknya ingatan yang tidak bisa saya tampung sebagai seseorang yang pelupa.

Jadi, saya mau menulis sedikit demi sedikit tentang mengapa hal-hal di sekitar saya -yang hampir berumur 30 tahun- ini ada. Pertama, benda yang selalu saya bawa; minyak kayu putih.

Langsung saja, ya. Saya tidak ingat sejak kapan benda ini jadi sesuatu yang penting untuk saya bawa. Yang saya ingat adalah saya mulai sering flu sejak masuk kuliah. Kata dokter, saya alergi debu. Jurusan saya yang mengharuskan saya berkontak dan menghirup debu dari gips membuat alergi saya makin parah. Yah walaupun saya sudah pakai masker tetap saja alergi saya suka kumat kalau ada debu. Dan saat melihat botol minyak kayu putih, lalu menggosokkan sedikit minyak itu di ujung hidung, ajaib! Hidung saya jadi agak mendingan dan rasanya hangat.

Sejak saat itu saya mulai suka dengan bau minyak kayu putih dan kehangatannya. Setelah mandi, saat cuaca dingin, saat badan terasa gatal, saya mengandalkan minyak kayu putih sebagai pertolongan pertama (lol).

Saya tau itu terdengar bodoh tapi minyak kayu putih memeberi saya rasa hangat dan tenang.

Dan begitulah sampai sekarang benda itu selalu ada di sebelah saya saat tidur, ada di meja kerja, ada di kantong saat di perjalanan, dan ada di genggaman saya kapan pun. Rasanya sedih dan tidak tenang saat benda itu hampir habis atau bahkan hilang! Jadi saya harus memastikan bahwa saya punya cukup botol minyak kayu putih bila perlu.

Apa benda yang paling kalian butuh : Mengapa xxx ini ada?