Selasa, 10 Oktober 2023

Menjalani Masa Kini tanpa Lupa Bermimpi... DAN SEBALIKNYA (Habis Baca : Dallergut Toko Penjual Mimpi)

 


Apa kamu termasuk orang yang susah tidur sama sepertiku? Akhir-akhir ini aku perlu meminjam kekuatan dari playlist lagu tidur ataupun dari buku bacaan yang mengundang kantuk jika dibaca dalam kondisi minim cahaya seperti gambar di atas. Itu cukup membantuku agar bisa tidur, juga menjauhkan diriku dari keinginan scrolling media sosial sampai lewat tengah malam; tanpa ada maknanya. Lalu aku akan tidur... dan kadang bangun karena mimpi yang tidak kuinginkan. Mimpi buruk, dalam buku yang baru habis aku baca, "Dallergut : Toko Penjual Mimpi", mimpi seperti ini diproduksi oleh rumah produksi Maxim. Sayang sekali kenapa aku hanya ingat mimpi burukku saat aku terbangun, walau nantinya aku lupa juga setelah beberapa hari. Andai saja kemampuanku untuk mengingat mimpi menyenangkan juga sama baiknya seperti mengingat mimpi buruk.

Lalu, dari mana asal mimpi? Dalam ringkasan cerita di sampul belakang buku ini tertulis, ada sebuah desa yang hanya bisa kamu datangi saat kamu tertidur, dan di desa tersebut, terdapat suatu toko bernama Dallergut yang dijalankan secara turun-temurun. Toko ini menjual mimpi, seperti film dengan genre bervariasi. Kamu bisa mengunjungi lantai mana saja dari lantai 1 sampai 5 sesuai mimpi yang kau impikan. Tentu saja, kamu juga bisa berkonsultasi dengan pemiliknya jika tak kunjung menemukan mimpi yang sesuai untukmu, sehingga bisa jadi saran untuk pembuatan mimpi sesuai pesananmu.

Baiklah, pertama-tama sebenarnya aku agak kebingungan waktu mulai membaca prolog buku ini. Karena aku pikir ini seperti cerita fantasi dimana seorang manusia biasa tersesat dan tanpa sengaja menemukan toko penjual mimpi. Namun ternyata ekspektasiku salah, cerita ini diceritakan dari sudut pandang Penny, seorang gadis yang tumbuh dalam desa fiksi dalam buku tersebut dan ingin bekerja di Dallergut : Toko Penjual Mimpi. Dari sudut pandang Penny, pembaca bisa mengetahui legenda mengapa mimpi itu ada, siapa itu Dallergut, dan seperti apa toko yang dijalankannya (kalimat yang aku suka juga muncul dalam prolog ini : Bermimpi secukupnya, agar mimpimu tidak sampai merampas kenyataan).

Lalu bab selanjutnya mulai menceritakan tentang pelanggan yang datang ke toko dan mimpi yang mereka beli. Aku sendiri pengen mengalami mimpi (juga kenyataan! bila benar terjadi) seperti di bab kedua buku ini.

Spoiler (silahkan block 4 baris di bawah untuk membaca) :

Ah yaa... aku sedikit mengharapkan ada kisah cinta antara Maxim dan Penny (hahahaha) tapi sayang setelah pertemuan terakhir mereka di pertemuan para produser mimpi, Maxim tidak muncul lagi di bab selanjutnya. :"( Apa ada di seri kedua buku ini? (Iya buku ini ada seri duanya tapi bukunya baru aku pesan jadi masih dalam perjalanan).

Kesimpulan yang aku dapat dari membaca buku ini yaitu, dalam menjalani hidup kita juga perlu beristirahat walau hanya sejenak. Kadang kita juga perlu bermimpi agar bangun dengan semangat baru di hari selanjutnya. Seperti kata Bancho, salah satu produser mimpi dalam buku ini, "Jangan sakit, makan yang banyak, tidur yang nyenyak..." semoga kita semua bisa seperti itu!