Selasa, 14 Februari 2012

Kelereng

Nama : Stany Cecilia
Judul : Kelereng
Judul lagu : YUI - Shake My Heart

            Warna biru kehitaman mulai muncul di kaki langit. Hari ini hampir berakhir tapi aku sama sekali tak mendapat kabar darimu. Apa kau sedang berada di daerah yang terpencil sehingga tak dapat menelepon? Aku kehilangan ide untuk menebak kemungkinan yang lain.
“Shake my heart, yeah!
Shake your heart, baby!”
            Ponselku melantunkan sebuah potongan lagu ‘YUI – Shake My Heart’ yang kupilih khusus untuk nomormu. Ada keraguan saat ingin mengangkat teleponmu. Tapi, tubuhku selalu mengikuti hatiku. Aku menjawab teleponmu.
“Hai…” sebuah sapaan terdengar dari seberang sana. Terdengar suara motor yang lewat serta bunyi klakson mobil. ‘Apa kau sedang berada di luar?’ tanyaku dalam hati.
“Hai…” aku menjawab sapaanmu dengan kaku. Entah sejak kapan aku mulai menjadi seperti ini, mungkin sejak semuanya mulai berubah.
“Kau…” suaramu terhenti tiba-tiba, aku mendengar sebuah desahan panjang sebelum akhirnya kau berkata lagi, “… kau sudah memikirkan soal itu?”
Deg! Sebenarnya aku sudah tahu kau akan menanyakan hal tersebut. Tapi sepertinya jantungku belum bisa beradaptasi dengan hal tersebut.
            Suara klakson mobil tetanggaku tiba-tiba terdengar, dan betapa kagetnya diriku saat mendengar suara yang sama dari telepon yang kugenggam.
“Di mana posisimu sekarang?” tanyaku tanpa basa-basi.
Tak ada jawaban, hanya tawa kecil yang terdengar. Dan benar saja, saat aku bergegas membuka jendela kamarku, ada dirimu yang melambaikan tangan di bawah sana.
***
            “Kau sudah gila…” desisku, namun lagi-lagi kau hanya tertawa.
“Apa maksudmu mengataiku gila? Aku memang pulang karena ada hal yang harus kuurus. Bukan untuk…” kau menghentikan kalimatmu lalu menatapku dengan tatapan menggoda, yang langsung kuhadiahi sebuah jitakan.
“Ah! Ada hadiah untukmu,” katamu lalu sibuk mengacak-acak ransel.
Sepertinya kuliah di luar negeri sudah membuat otakmu jadi tidak beres. Mana ada seorang pria yang memberi hadiah seperti ini di hari Valentine? Atau mungkin saja uangmu sudah terkuras habis karena biaya hidup di sana yang cenderung tinggi?
“Kelereng?” tanyaku sambil melotot. “Hadiahnya kelereng?”
“Ya, memangnya kenapa?”
Aku baru saja ingin menjejalkan kelereng itu di dalam mulutmu jika saja kau tak memberikan isyarat bahwa ada alasan di balik hadiah ini.
“Kelereng, bola kecil yang terbuat dari kaca,” katamu memulai. “Di dalamnya terdapat lapisan unik dengan warna yang berbeda untuk setiap biji kelereng. Lihat! Kau bisa dengan mudah melihat lapisan itu, kan? Tapi sayang…”
“Apanya yang sayang?” aku memiringkan kepala, bingung dengan perkataanmu yang setengah-setengah. Tapi kau tak bergeming dan terus menatap kelereng itu dengan murung.
“Kenapa hatimu tak seperti kelereng ini? Kenapa aku tak bisa melihat isi hatimu dengan mudah?”
            Aku tak mampu berkata apa-apa. Aku tahu sandiwara ini harus segera diakhiri. Tapi aku takut, apa kita akan baik-baik saja setelah ini?
“Tentang pertanyaanmu tempo hari… aku tak bisa menjawab…” desahan panjang terdengar lagi. Apa kau kecewa? Tapi aku tahu kau akan tersenyum setelah ini. Karena kalimat tersebut belum selesai. Lanjutannya adalah, “aku tidak bisa menjawab… tidak.”
            Ada senyum tak percaya yang muncul di wajahmu. Namun saat senyum itu berubah menjadi tawa, seiring dengan genggaman erat yang kau beri pada tanganku, aku tahu semuanya akan baik-baik saja.

4 komentar:

  1. Aiihh~ semua tulisan hari ini rasanya gmnaaa gitu.. haha :3 *tulisan sendiri belum jadi.. -.-

    BalasHapus
  2. Manis gini tulisannya. Bagus :D

    BalasHapus
  3. Awalnya mau dibikin galau. Tapi saya ga tega sama yg baca. Jadi endingnya ganti. :p

    BalasHapus
  4. sama.. tadinya saya juga mau bikin ending yang nyesek.. tapi ga jadi ~ xD

    BalasHapus