'Kacau.'
Cermin yang menggantung di depan Sasha
seakan berkata kepadanya. Rambut yang acak-acakan serta bagian bawah matanya
yang menghitam membuat ia merasa ngeri saat melihat sosok dirinya yang
terpantul di cermin.
"Kau
gagal..."
Sebuah suara berseru dalam pikirannya.
Ya, ia memang gagal dalam mengikuti ujian masuk ke sebuah perguruan tinggi.
Sasha masih ingat bagaimana ekspresinya saat membaca pengumuman yang dimuat
hari ini di sebuah surat kabar. Namanya memang ada, tapi bukan pada jurusan
yang diinginkannya. Yang bisa ia lakukan selanjutnya hanya mengurung diri dalam
kamar, mematikan lampu dan menangis di sudut kamar sambil memeluk kedua
lututnya. Menyedihkan memang, tapi begitulah kenyataannya.
Lagi-lagi
Sasha bergidik saat melihat tampilan dirinya di cermin, lalu memutuskan untuk
menjauh saja dari benda persegi itu. Ia lalu beranjak ke arah jendela, dan
membiarkan angin malam memenuhi kamarnya yang gelap. Sebuah bintang yang redup
menarik perhatiannya. Ahh... Dirinya seperti bintang itu, redup. Sementara yang
lainnya bercahaya dan berhasil meraih apa yang mereka inginkan, ia malah
terkurung dalam kamar ini, memikirkan masa depan yang sama redupnya dengan
cahaya bintang yang dilihatnya sekarang.
"Apa yang harus kulakukan,
bintang?" katanya bertanya-tanya. Ia mengacungkan telunjuk kanannya ke
atas, menulis kata 'future' di udara lalu menatap langit dengan sendu.
"Sha... Mama masuk ya?"
tiba-tiba terdengar suara dari balik pintu, diikuti dengan bunyi pintu yang
dibuka secara perlahan. Dan tanpa disadarinya Mamanya sudah berdiri di
sebelahnya lalu bergabung untuk menatap bintang di atas sana.
“Kau lihat bintang yang redup itu?
Mungkin kau mengira kalau itu adalah bintang. Tapi sebenarnya bukan, itu adalah
Nebula, awan yang bercahaya dan sering dikira sebagai bintang,” ujar Mamanya
sambil menunjuk bintang redup –yang ternyata adalah Nebula- yang sedari tadi
ditatap oleh Sasha.
Mamanya melanjutkan, “Nebula bisa
terbentuk karena kematian sebuah bintang. Bintang baru yang tak cukup kuat
untuk melewati tahap sebelum ia menjadi bintang yang sebenarnya akan hancur
menjadi segumpalan kabut dan terbentuklah Nebula. Tapi lihatlah, walau bintang
tersebut sudah mati, ia masih berusaha untuk memberikan sinarnya dengan menjadi
Nebula. Walau cahayanya redup, yang penting ia sudah berusaha untuk mengerahkan
sisa cahaya yang dimilikinya untuk menerangi malam…”
Sasha
menatap Mamanya, kemudian mengerti arah pembicaraan ini. Dirinya saat ini
mungkin seperti bintang baru yang gagal untuk menjadi bintang yang berkilau
seperti bintang yang lain. Tapi ia tahu, ia masih bisa menjadi Nebula. Ia masih
bisa berusaha lagi untuk memberi cahaya yang ia punya.
“Masih ada kesempatan lain,” kata
Mamanya sambil mengelus puncak kepalanya dengan lembut, dan itu menenangkan
hatinya. Ia akan berusaha lagi.
“Jangan
menyerah…
Kita pasti bisa meraih kejayaan yang bersinar itu…”*
Ya, ia tak akan menyerah. Ia
akan mulai lagi. Dan suatu hari nanti ia yakin, ia tak akan hanya menjadi
Nebula. Ia akan berubah menjadi bintang yang berkilau. Suatu hari…
Note : * : Penggalan lirik YUI - GLORIA
Note : * : Penggalan lirik YUI - GLORIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar