Hei, kamu.
Aku
tahu sosok yang selalu ada di matamu bukan aku. Tapi aku sudah terbiasa dengan
ini, berpura-pura. Perlu kujelaskan seberapa banyak dusta yang kulakukan pada
diriku sendiri? Dusta yang kubuat supaya aku tetap tegar di hadapanmu yang tak
pernah menganggapku?
Tapi
aku tak pernah bisa berhenti memikirkanmu. Kamu, yang selalu memesan secangkir
Latte sejak pertama kali aku melihatmu. Apa kau tahu? Potret dirimu yang
menghirup aroma yang menguar dari cangkirmu adalah momen terbaik dalam hidupku.
Aku
tak bisa memikirkan bagaimana jadinya hidupku tanpamu, jadi bisakah aku
menghentikan monolog ini dan menggantinya menjadi dialog antara aku dan kamu?
***
"Aku sering memikirkanmu…waktu tidak
berhenti bagiku
Hatiku yang kosong masih belum bisa
menemukan perasaanmu
Aku ingin mendengar “lagu cinta”-mu, Aku
memandang wajahmu
Aku ingin mengenalmu, karena Aku telah bertemu denganmu”*
Aku
menyanyikan sebait lagu di bawah jendela itu. Jendelamu. Dan yang
kunanti-nantikan terjadi, kamu membuka jendelamu, menatap diriku yang sedang
berserenade untukmu. Kamu menatapku bingung dan bertanya.
“Apa
yang kau lakukan?”
Nyanyianku
terhenti, tatapan bingungmu sudah berubah menjadi tatapan marah. Belum sempat
kuungkap semua, kau sudah menutup jendelamu, dan kurasa jendela hatimu juga
ikut menutup.
“Apa
perbuatanku ini salah?” aku berteriak ke arah jendelamu. Tak ada jawaban. Apa
tak ada kesempatan lagi untukku?
Tapi
tiba-tiba jendelamu terbuka lagi. Baru saja sebuah harapan muncul dalam hatiku,
kau sudah menghancurkannya lagi.
“Pulanglah…”
kau berkata dengan mimik yang datar lalu sekali lagi menutup jendela tersebut.
“Kumohon berikan Aku sayap dan percaya bahwa,
hanya dengan lagu ini,
Aku bersumpah
Aku telah memutuskan untuk menerima semua
masa lalu…”*
Bait
terakhir dari Serenade yang tak sempat kesenandungkan untukmu berputar-putar
dalam pikiranku. Kurasa belum saatnya monolog ini berhenti.
Note
: * : Lirik lagu YUI – LOVE & TRUTH
Ternyata ini ff lanjutan dari tweet tadi pagi! Ahay! :3
BalasHapusIya, Tam. :3
HapusAneh ya? --a