Senin, 27 Februari 2012

Serenade



Hei, kamu.

Aku tahu sosok yang selalu ada di matamu bukan aku. Tapi aku sudah terbiasa dengan ini, berpura-pura. Perlu kujelaskan seberapa banyak dusta yang kulakukan pada diriku sendiri? Dusta yang kubuat supaya aku tetap tegar di hadapanmu yang tak pernah menganggapku?
Tapi aku tak pernah bisa berhenti memikirkanmu. Kamu, yang selalu memesan secangkir Latte sejak pertama kali aku melihatmu. Apa kau tahu? Potret dirimu yang menghirup aroma yang menguar dari cangkirmu adalah momen terbaik dalam hidupku.
Aku tak bisa memikirkan bagaimana jadinya hidupku tanpamu, jadi bisakah aku menghentikan monolog ini dan menggantinya menjadi dialog antara aku dan kamu?
***
"Aku sering memikirkanmu…waktu tidak berhenti bagiku
Hatiku yang kosong masih belum bisa menemukan perasaanmu
Aku ingin mendengar “lagu cinta”-mu, Aku memandang wajahmu
Aku ingin mengenalmu, karena Aku telah bertemu denganmu”*
                Aku menyanyikan sebait lagu di bawah jendela itu. Jendelamu. Dan yang kunanti-nantikan terjadi, kamu membuka jendelamu, menatap diriku yang sedang berserenade untukmu. Kamu menatapku bingung dan bertanya.
“Apa yang kau lakukan?”
                Nyanyianku terhenti, tatapan bingungmu sudah berubah menjadi tatapan marah. Belum sempat kuungkap semua, kau sudah menutup jendelamu, dan kurasa jendela hatimu juga ikut menutup.
“Apa perbuatanku ini salah?” aku berteriak ke arah jendelamu. Tak ada jawaban. Apa tak ada kesempatan lagi untukku?
                Tapi tiba-tiba jendelamu terbuka lagi. Baru saja sebuah harapan muncul dalam hatiku, kau sudah menghancurkannya lagi.
“Pulanglah…” kau berkata dengan mimik yang datar lalu sekali lagi menutup jendela tersebut.
“Kumohon berikan Aku sayap dan percaya bahwa,
hanya dengan lagu ini,
Aku bersumpah
Aku telah memutuskan untuk menerima semua masa lalu…”*
                Bait terakhir dari Serenade yang tak sempat kesenandungkan untukmu berputar-putar dalam pikiranku. Kurasa belum saatnya monolog ini berhenti.

Note : * : Lirik lagu YUI – LOVE & TRUTH

2 komentar: