Kamis, 29 Desember 2011

Aku dan Idolaku


Aku memandang cukup lama pada sosok gadis yang memegang buku bersampul batik dan DVD di layar komputerku. Sebuah foto, ya hanya sebuah foto. Tapi cukup untuk membuktikan bahwa kami ada, kami mencintainya, kami YUI Lovers Indonesia, dimana aku adalah bagiannya.

Berawal dari ide salah seorang teman untuk membuat surat untuk YUI, maka aku pun dengan semangat mulai menulis suratku. Walau grammarku hancur-hancuran, walau tulisanku (sepertinya) sulit dibaca, tapi tak apa karena aku tulus menulis semua yang ada di suratku itu. Dan dengan disertai gambar yang kuberi judul “Rain”, aku mengumpulkan suratku itu ke koordinator YUI Lovers Manado.

Dan hari ini, aku memandang foto itu lagi, seiring ingatanku yang berjalan mundur tentang bagaimana ekspresiku saat pertama kali melihat foto itu dipajang, bagaimana awal perkenalanku dengan makhluk-makhluk yang sama gilanya denganku, yang sekarang sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri, serta bagaimana pertama kali lagu “Goodbye Days” di tahun 2006 bisa membuatku mulai menyukai sosok YUI.

Dari lagu “Goodbye Days” aku beranjak ke lagu lainnya yaitu “Namidairo” yang masih bernada sedih. Dan selanjutnya ada “LIFE” dan “AGAIN” lalu “Never Say Die” yang sering menjadi lagu penyemangat untukku yang diikuti oleh lagu-lagu lain yang juga kusukai. Dan “Thank You My Teens” juga menjadi lagu yang kuputar seharian saat ulang tahunku yang ke-dua puluh. “Hanya menyanyi. Mengubah rasa sakit segera menjadi sebuah lagu baru. Hanya dengan melakukan itu, aku bisa mengubahnya menjadi kekuatan,” adalah lirik yang paling kusukai dari lagu ini.

Mungkin ini aneh bagi sebagian orang. Atau bisa dibilang lucu? Bahwa seseorang bisa begitu menyukai seorang artis seperti ini, tersenyum melihat postingan tentangnya yang memperlihatkan wajah bahagia ataupun konyol, khawatir saat setiap stasiun televisi bahkan media internet mengabarkan tentang Tsunami yang terjadi di Jepang yang diikuti oleh hembusan nafas lega karena tahu bahwa Ia baik-baik saja. Serta bagaimana setiap lagu bisa mewakili perasaanku baik saat sedih ataupun senang, jatuh cinta, rindu, patah hati, kehilangan, dan bermacam-macam rasa lain yang sering kutumpahkan dalam status akun Facebook ataupun Twitter dengan mengutip beberapa liriknya.

Menyukai aliran musik yang berbeda dari trend musik jaman sekarang sempat membuatku tenggelam. Mau bicara tentang YUI ini, yang lain pasti menyambung, “lagi-lagi YUI”. Mau membahas YUI itu, pasti disambung lagi dengan kata-kata yang sama. Apakah teman-teman pernah merasakannya? Pasti pernah. Tapi jadi berbeda bukanlah kesalahan, menyukai seseorang (dalam hal ini idola kita) bukanlah kesalahan, akhirnya aku menyadari hal tersebut. Karena itulah aku selalu memegang prinsip, “Jadi diri sendiri bukan berarti jadi monster untuk orang lain.” Terdengar ekstrim? Tapi coba bayangkan, apabila kita terus berbohong, menyangkal tentang hal-hal yang kita suka, mencoba jadi seseorang yang diterima oleh orang lain dengan menyukai apa yang mereka suka, apa yang terjadi? Jujur pada apa yang kita sukai lebih membahagiakan.

Sempat ada teman yang bertanya, “sampai kapan akan menjadi YUI Lovers? Apakah kalau YUI tua nanti, akan tetap jadi fansnya?” Apa aku harus menjawabnya? Apakah teman-teman bisa menjawabnya? Semuanya tak perlu dijawab kurasa, cukup hati kita saja yang tahu bukan? Kata-kata tak bisa membuktikan segalanya, yang kita perlukan adalah tindakan. Benar, tidak? Tapi untuk hari ini bila seseorang bertanya apakah aku masih YUI Lovers? Aku pasti menjawab, “Ya!”
Apakah yang kutulis terdengar berlebihan? Tapi memang seperti inilah kenyataannya. YUI, penyanyi dan penulis lagu dari Jepang, 24 tahun, adalah idolaku.
Terima kasih YUI, untuk lagu-lagu serta kisah hidup yang selalu memberi motivasi bagiku. Terima kasih YUI, untuk teman-teman yang aneh tapi sangat baik hati yang bisa kukenal karena sama-sama menyukaimu. Dan terima kasih YUI, untuk apalagi? Untuk semuanya… :)

4 komentar:

  1. Bagus, Stany! *tepuk tangan* :D

    Antiklimaknya keren. Cerpennya mewaliki kata-kata tak terucap para YUI Lovers *nunjuk diri sendiri*
    Ada beberapa typo dan salah kata, but it's okay *jempol* :D

    BalasHapus
  2. Aku pasti menjawab, “Ya!”

    berasa banget..

    sayang saat ini masih belum bisa membantu langsung sang Idola..tapi kelak pasti akan kupenuhi..

    BalasHapus
  3. Kirain siapa yg komen. Ternyata om luhung. :D

    Apanya yg berasa banget?

    BalasHapus