Minggu, 17 Juli 2011

Mythportrayer *PROLOG*

Aku memusatkan pandanganku pada puncak Mount Cruxellion, sumber cahaya kebiruan yang menjadi penerang satu-satunya bagi jagad Mundous. Perlahan keraguan mulai menguasai diriku. "Haruskah aku melakukan ini?" aku bertanya pada diriku sendiri. Namun pertanyaanku langsung lenyap seiring dengan kemunculan wajah gadis itu dalam lamunanku. Luna, gadis kesayanganku, harta terbesar yang diberikan Mythportrayer untukku. Haruskah aku membiarkannya menjadi legenda? Meninggalkannya di bagian sejarah yang tak bisa kutapaki kembali? Aku tak sekuat itu tanpanya.
Aku meneguhkan keputusanku, terserahlah dengan konsekuensi yang akan kuterima nanti. Yang harus kulakukan saat ini adalah menyelamatkan Luna, akibatnya kutanggung nanti saja.
"Fly!" aku berseru dengan penuh keteguhan hati, apabila aku melakukannya dengan ragu-ragu spell ini takkan berarti apa-apa. Bisa-bisa aku malah jatuh nantinya! Dan begitulah, dengan mudah aku melewati perbukitan Dark Dandelion, tempat para peri setan bersarang dan menyanyikan senandung kematian. Untung aku berada dalam radius yang tak bisa dijangkau oleh senandung mereka. Semuanya sudah kuperhitungkan. Tinggal melewati Mount Mintennous saja dan aku akan sampai ke tempat tujuanku. Aku memperhatikan puluhan bayi naga yang baru belajar menyemburkan api (Mount Mintennous adalah habitat sebagian besar naga di jagad Mundous, terkecuali naga salju yang tentu saja hidup di tempat yang beriklim sesuai namanya.) Sungguh menarik melihat mereka, tentu saja. Tapi mengingat reputasi mereka yang sangat "baik" di mata penghuni Mundous, aku tak berani untuk coba-coba mendekat ke lereng Mount Mintennous yang sarat api tersebut. Tapi alur cerita berkata lain, tubuhku membeku tepat di atas puncak Mintennous. Saat yang tidak tepat, tempat yang juga tak kalah tidak tepatnya. Ahh... Sepertinya Mythportrayer sedang ingin cari gara-gara denganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar