Rabu, 19 Desember 2012

Harus Terpisah (?)

Ia memandang linimasa dengan malas, entah kenapa Ia tak bisa menikmati semua permainan ini lagi. Sebaris keluhan telah Ia lontarkan, tapi saat yang lain bertanya mengapa Ia hanya berkata "aku baik-baik saja." Kebohongan seperti ini sudah biasa.


"Aku harus pergi sejenak. Aku jenuh."
"Tidak apa-apa, itu keputusanmu. Aku tidak punya hak untuk melarang."
"Jangan menyesal kalau aku tak ada saat kau rindu."
"Bohong kalau aku tidak merindukanmu. Sebenarnya... rasa itu ada."

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya lagi, berusaha agar sebaris kalimat terakhir itu menghilang dari pikirannya. Namun sayang, usahanya sia-sia.

"Saat salah satu sudah terbawa rasa, maka itulah saat yang tepat untuk berhenti."

Apakah jalan satu-satunya adalah pergi?

"Mungkin belum tiba saatnya... pasti akan tiba waktunya."
"Waktu untuk terluka?"
"Ya, mau tidak mau."

Bayangkan bayangkan ku hilang, hilang tak kembali.

Apa Ia benar-benar bisa menghilang dari kehidupan sosok tersebut? Ia tidak tahu... tidak tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar