Sudah setahun berlalu sejak aku menulis di blog ini. Hari ini pun sebenarnya ingin memperbarui status di twitter namun, ponsel android lama punyaku tidak bisa digunakan untuk posting gambar. Setelah memikirkan solusi apa yang bisa diambil akhirnya blog menjadi keputusan akhir. Haloo blog! Gambar di atas adalah buku yang sedang aku baca di sela istirahat jam kantor. Daripada pusing memikirkan budgetting tiap saat :") sepertinya aku butuh istirahat. Apa yang menunda waktu istirahat kalian?
breakTime....
My Own Galaxy
Rabu, 21 Mei 2025
Mode Istirahat
Sudah setahun berlalu sejak aku menulis di blog ini. Hari ini pun sebenarnya ingin memperbarui status di twitter namun, ponsel android lama punyaku tidak bisa digunakan untuk posting gambar. Setelah memikirkan solusi apa yang bisa diambil akhirnya blog menjadi keputusan akhir. Haloo blog! Gambar di atas adalah buku yang sedang aku baca di sela istirahat jam kantor. Daripada pusing memikirkan budgetting tiap saat :") sepertinya aku butuh istirahat. Apa yang menunda waktu istirahat kalian?
Rabu, 03 April 2024
#4 : Fokus pada apa yang ada di bawah kendali kita bisa membuat kita bisa bersyukur (Habis baca : Filosofi Teras)
"Cara kita melihat dan mengukur segala sesuatu termasuk di bawah kendali kita. Dan, di situ tersimpan banyak alasan untuk tetap bersyukur." _ Filosofi Teras, halaman 276.
Ini adalah review lanjutan setelah 3 hal yang aku rangkum setelah membaca bab II buku Filosofi Teras.
(baca selengkapnya: https://kekacauansementara.blogspot.com/2023/09/jurnalmalam-apa-yang-aku-miliki-dan.html?m=1)
Dalam buku ini, dipaparkan beberapa hal yang ada di bawah kendali dan tidak. Salah satu contohnya adalah harta. Seringkali aku sering sedih karena terlalu fokus dengan kondisi keuanganku. Karenanya, hidupku jadi lebih melelahkan dan sulit dijalani. Teman-teman di sekelilingku sering berkata kalau aku sering terlihat susah, padahal gaji/tunjangan baru saja masuk rekening. Aku menyadari hal ini terjadi karena aku selalu menghitung berapa banyak yang aku dapat, dan memikirkan berapa banyak yang harus aku habiskan. Merencanakan keuangan memang tidak salah, kesalahan yang aku lakukan adalah menjadikan uang itu sebagai alasan untuk bahagia. Kalau uang itu sudah berkurang banyak, berkurang pula kebahagiaanku. Membaca buku ini membuat aku belajar bahwa harta, kesehatan, pikiran orang lain, adalah hal yang tidak bisa aku kendalikan. Karena tidak bisa kukendalikan, bukan berarti jadinya aku yang dikendalikan. Seandainya aku bisa membuang pikiran tentang hal-hal di atas, aku bisa lebih bersyukur akan apa yang aku miliki.
Sabtu, 09 Maret 2024
Menghindari Duka
Harus aku akui aku penakut. Bila dihadapkan dengan hal sulit, aku sering menangis. Aku pun jadi sering meramal ketika suatu hal atau peristiwa datang ke hidupku, apa aku bisa melaluinya? Apa itu baik atau buruk?
Tapi semakin hari, kesempatan untuk menghindar semakin berkurang. Lalu aku semakin membatasi pertemuan yang ingin aku hadiri, membatasi interaksi yang mungkin terjadi, menghindari kalimat yang tidak ingin kudengar.
Rabu, 06 Maret 2024
/coret/Repot/coret/ Murah Hati itu Ngga Apa-Apa (Habis Baca : Minimarket yang Merepotkan)
Buku 'Minimarket yang Merepotkan' berisi 8 kisah dari berbagai sudut pandang orang yang berkunjung ke Minimarket ALWAYS. Tiap kisah punya pesona masing-masing, aku bingung harus memilih kisah mana yang kusuka. Tapi kalau ditanya kisah mana yang kurang aku suka adalah kisah anak lelaki Nyonya Yeom yang bernama Minsik. Bukan karena kisahnya tidak bagus, tapi Minsik digambarkan sebagai pribadi yang keras kepala dan suka menyalahkan orang lain. Sampai akhir cerita aku tidak menemukan adanya tanda perubahan sikap. Walau begitu, penulis buku ini memutuskan untuk menulis seri kedua buku ini... dan sepertinya Minsik juga ada. Apa ia akan selamanya jadi brengsek? Aku belum tau.
Akhirnya, kisah terakhir yang judulnya sama dengan dengan nama minimarket ini, dimulai dengan barisan pertanyaan yang membuatku sesak.
"Apa yang terjadi jika kau memikirkan satu hal saja setiap saat; 24 jam sehari, 7 hari seminggu? Bagaimana jika satu pikiran itu adalah ingatan yang penuh akan rasa sakit."
Sebelum bertemu Nyonya Yeom, Dokgo mengisi hari dengan menonton siaran berita 24 jam di TV dan melihat orang-orang yang lewat di stasiun Seoul. Aku punya kebiasaan menulis catatan yang aku selipkan di halaman buku kalau ada hal yang membuatku bertanya-tanya, di kertas itu aku menulis, "Kenapa Dokgo harus menonton TV dan melihat orang-orang?" Setelah membaca kalimat yang mengawali kisah terakhir, aku jadi tau.
"Pada akhirnya, hidup adalah hubungan, dan hubungan adalah komunikasi."
Dari keseluruhan kisah buku ini, bagian yang kena di hati karena juga masih aku alami adalah kemampuan berkomunikasi. Dokgo berbicara dengan terbata setelah memutus paksa hubungan yang ada di masa lalu, lalu hidup ditemani alkohol. Walau ia menonton berita dan mendegar suara-suara orang di stasiun, ia tidak berkomunikasi. Lama-kelamaan kemampuan berkomunikasinya pun menurun. Aku pikir kebaikan Nyonya Yeom yang membawanya keluar dari sana adalah satu-satunya penyelamat yang mengubah hidup Dokgo, tapi aku sadar sekarang, kalau Dokgo tidak mau bergerak dari sana, apa yang bisa Nyonya Yeom lakukan?
Pada akhirnya, sekuat apapun seseorang mencoba untuk menolongmu keluar dari masalah, kalau kamu merasa itu bukan masalah dan tetap diam di dalamnya, segalanya tidak akan berubah.
Hah...
"... kebahagiaan itu tidak jauh dan bisa ditemukan saat berbagi pikiran dengan orang-orang di sekitar."
Kapan ya bisa baca terjemahan 'Minimarket yang Merepotkan 2"?
Sabtu, 24 Februari 2024
#JurnalMalam Bayangkan Hasil Akhir
Aku berjanji ini ga bakal jadi postingan overthinking.
Tapi mau mulai ngetik apa aja susah.
Jadi tadi baru ikutan seminar buat update ilmu biar ngga ketinggalan kesempatan buat nambah SKP. Tapi ada satu pandangan yang menetap dalam ingatan dan udah aku tulis di X juga barusan :
Selasa, 10 Oktober 2023
Menjalani Masa Kini tanpa Lupa Bermimpi... DAN SEBALIKNYA (Habis Baca : Dallergut Toko Penjual Mimpi)
Lalu, dari mana asal mimpi? Dalam ringkasan cerita di sampul belakang buku ini tertulis, ada sebuah desa yang hanya bisa kamu datangi saat kamu tertidur, dan di desa tersebut, terdapat suatu toko bernama Dallergut yang dijalankan secara turun-temurun. Toko ini menjual mimpi, seperti film dengan genre bervariasi. Kamu bisa mengunjungi lantai mana saja dari lantai 1 sampai 5 sesuai mimpi yang kau impikan. Tentu saja, kamu juga bisa berkonsultasi dengan pemiliknya jika tak kunjung menemukan mimpi yang sesuai untukmu, sehingga bisa jadi saran untuk pembuatan mimpi sesuai pesananmu.
Baiklah, pertama-tama sebenarnya aku agak kebingungan waktu mulai membaca prolog buku ini. Karena aku pikir ini seperti cerita fantasi dimana seorang manusia biasa tersesat dan tanpa sengaja menemukan toko penjual mimpi. Namun ternyata ekspektasiku salah, cerita ini diceritakan dari sudut pandang Penny, seorang gadis yang tumbuh dalam desa fiksi dalam buku tersebut dan ingin bekerja di Dallergut : Toko Penjual Mimpi. Dari sudut pandang Penny, pembaca bisa mengetahui legenda mengapa mimpi itu ada, siapa itu Dallergut, dan seperti apa toko yang dijalankannya (kalimat yang aku suka juga muncul dalam prolog ini : Bermimpi secukupnya, agar mimpimu tidak sampai merampas kenyataan).
Lalu bab selanjutnya mulai menceritakan tentang pelanggan yang datang ke toko dan mimpi yang mereka beli. Aku sendiri pengen mengalami mimpi (juga kenyataan! bila benar terjadi) seperti di bab kedua buku ini.
Spoiler (silahkan block 4 baris di bawah untuk membaca) :
Ah yaa... aku sedikit mengharapkan ada kisah cinta antara Maxim dan Penny (hahahaha) tapi sayang setelah pertemuan terakhir mereka di pertemuan para produser mimpi, Maxim tidak muncul lagi di bab selanjutnya. :"( Apa ada di seri kedua buku ini? (Iya buku ini ada seri duanya tapi bukunya baru aku pesan jadi masih dalam perjalanan).
Kesimpulan yang aku dapat dari membaca buku ini yaitu, dalam menjalani hidup kita juga perlu beristirahat walau hanya sejenak. Kadang kita juga perlu bermimpi agar bangun dengan semangat baru di hari selanjutnya. Seperti kata Bancho, salah satu produser mimpi dalam buku ini, "Jangan sakit, makan yang banyak, tidur yang nyenyak..." semoga kita semua bisa seperti itu!
Senin, 25 September 2023
#JurnalMalam : Sebelum dan Setelah (Habis baca : Orang Berikut Yang Kaujumpai Di Surga, Sedang Baca : Siapa yang datang ke pemakamanku saat aku mati nanti?)
Baru-baru ini salah satu orang baik dalam hidupku berpulang. Namanya tante Adel, sampai sekarang aku masih ingat senyum lebarnya yang memperlihatkan deretan gigi tiruan penuh yang aku buatkan untuknya. Dari semua pasien yang pernah aku kerjakan saat koass, aku sangat bangga bisa membuatkan gigi tiruan itu untuk tante Adel. Senyum yang ia beri sangat tulus, polos, dan tidak ada kepalsuan di dalamnya.
Aku bingung kenapa aku menangis saat menulis ini. Padahal aku bisa menahan air mata di depan jasad beliau.
Tante Adel adalah orang baik, karenanya aku sempat protes waktu mendengar keluarga berencana hanya menulis riwayat hidup yang pendek untuk beliau. Aku mengerti bahwa setiap orang hanya hadir dalam sebagian perjalanan hidup orang lain, juga hanya bisa mengingat porsinya masing-masing dalam cerita hidup tersebut. Tapi protesku hanya sebentar kok, aku sadar yang terpenting adalah mengantar kepergian beliau dengan layak. Dan begitulah riwayat hidup tersebut selesai disusun.
Sesuai jadwal yang ditentukan yaitu hari Selasa, aku dan mama datang ke pemakaman tante Adel. Aku tidak kaget melihat banyaknya orang yang datang. Ibadah pemakaman berlangsung lancar sampai tiba waktunya pembacaan riwayat hidup oleh keluarga. Tapi ternyata setelah pembacaan riwayat hidup, ada beberapa orang terdekat yang diminta untuk menceritakan momen yang pernah mereka alami bersama almarhum. Cerita yang paling aku ingat adalah katanya semasa hidup almarhum selalu rajin pergi ke ibadah pemakaman siapapun yang ia kenal. Walau jauh sekalipun ia selalu berusaha mencari cara agar bisa datang. Saat sesi sharing ini, di kiri kanan aku bisa mendengar orang-orang yang duduk di sebelahku mengiyakan, juga berbagi kebaikan lain yang almarhumah lakukan dalam hidup mereka.
Riwayat hidup yang dituliskan memang hanya pendek, tapi apa itu bisa dibandingkan dengan riwayat hidup yang diceritakan oleh begitu banyak pelayat yang datang dengan ceritanya masing-masing?
*
Karena tidak selalu bisa membawa buku fisik ke mana-mana akhirnya sebelum selesai membaca buku "Siapa yang Datang ke Pemakamanku," aku mengganti sesi baca buku di luar rumah dengan membaca buku digital. Kebetulan saat aku membuka aplikasi iJakarta (perpustakaan online milik pemerintah Jakarta) ada 5 copy buku "Orang Berikut Yang Kau Jumpai di Surga" karya Mitch Albom tersedia untuk dipinjam.Saat selesai membaca buku ini aku juga baru sadar kalau kedua buku ini bertema kematian. Aku memang mudah terbawa perasaan. Karena temanya sama, jadi aku ingin menceritakan pengalaman membaca kedua buku ini dalam satu postingan yang sama...
Sesuai judulnya, buku ini menceritakan tentang kejadian yang dialami seorang wanita setelah ia ke Surga. Di sana ia bertemu dengan 5 orang yang punya pengaruh masing-masing dalam hidup wanita tersebut. Bagaimanapun selama hidupnya, Annie --nama wanita tersebut-- menganggap bahwa ia selalu melakukan kesalahan; makanya hidupnya menderita. Kehadiran 5 orang ini lah yang nantinya akan memberitahu Annie bahwa apa yang terjadi dalam hidupnya bukan salah siapa. Mungkin hari itu angin hanya bertiup dan membawa suatu perubahan...
Aku rasa tidak banyak yang bisa aku ceritakan tentang buku ini. Buku ini, menurutku lebih baik jika dibaca dan direnungkan masing-masing oleh tiap orang yang membacanya. Aku bertanya-tanya apa ada orang lain yang menangis saat membuka halaman yang juga membuatku menangis. Pada akhirnya seperti yang ditulis dalam buku ini, ada banyak pertanyaan 'apa' yang akan kita temui namun kapan jawaban dari 'mengapa' itu akan muncul seringkali lebih lama dari yang kita perkirakan.
Sebelum dan Setelah mati, apa dan mengapa, aku harap tiap tahap menuju ke sana bisa aku lalui tanpa penyesalan.
Akhir kata, selamat jalan tante Adel... terima kasih karena tiap kali tante senyum, aku jadi senyum juga. Dan terima kasih juga karena tiap kali aku ingat senyum itu, aku jadi ingat kalau kebaikan ada dalam hidup ini dan aku juga jadi senyum lagi (walau saat ini masih nangis dikit). Aku yakin tante sudah beristirahat dengan tenang, mungkin mengalami pertemuan dengan 5 orang di Surga... apa bahkan ketemu Tuhan? Amiin.