Rabu, 01 Oktober 2014

Dia Milikku

Aku sudah tau, kawan. Pandanganmu searah denganku, ke gerbang tempat ia berdiri dengan bingung entah mencari siapa. Sayangnya dia tidak berjalan ke arah kita, walaupun jelas-jelas kita mengharapkannya, kan? Ia malah duduk di bangku hijau itu, diam, sampai akhirnya seseorang menghampiri dan menjawab beberapa pertanyaan yang ia lontarkan.
“Kak, itu PU*?kamu mencuri start dan bertanya pada kakak yang bercerita dengan sasaran kita. Tapi hei, aku bisa mendengarnya juga karena jarak kita dekat.
“Iya, dek. Kenapa memangnya?”
Belum sempat kamu bertanya lebih jauh, aku sudah lebih dulu mengambil tempat di sampingnya.
“Ibu ada yang bisa dibantu?” tanyaku sambil tersenyum.
“Iya, sus, mau cabut gigi ini...”

KamuTak akan mungkinMendapatkannyaKarena diaBerikan akuPertanda jugaJanganlah kamu banyak bermimpiOh..
Dia untuk aku.(Yovie and Nuno - Dia Milikku)


DANG! Kamu tersenyum kecut. Maaf kawan, dia milikku.


Note : *PU : Pasien umum

Yang koass gigi pasti tau :p